Sunday, December 6, 2015

Bulan by Tere Liye



Judul: Bulan
Karya: Tere Liye

Genre: Fantasy
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: bahasa Indonesia
Tebal: 396 halaman
Cover: Softcover
Publikasi: Maret 2015
ISBN: 978-602-03-1411-2

Series/Bukan: Series
Sinopsis:



Namanya Seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh. Dia sama seperti remaja yang lain. Menyukai hal yang sama, mendengarkan lagu-lagu yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan hal-hal yang disukai remaja.


Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli yang tidak pernah diketahui siapa pun. Sesuatu yang dia simpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan dengan tangannya. 

Namanya Seli. Dan tangannya bisa mengeluarkan petir.


Raib, Seli, dan Ali merasa cemas dan khawatir terhadap Miss Selena karena sampai enam bulan, perempuan itu tak kunjung kembali atau memberikan kabar sedikitpun. Selama enam bulan itu mereka bertiga mencoba untuk beraktifitas normal seperti layaknya remaja biasa, walaupun sesekali Ali sempat mengatakan soal kekuatan yang dimiliki oleh Raib dan Seli terhadap teman sekelas namun untungnya teman sekelas mereka hanya menganggap ucapan Ali sebagai gurauan saja. 

Puncaknya ketika Ali mengatakan tentang kemampuan yang dimiliki Seli saat berdebat dengan guru biologi mereka yang bernama Pak Gun soal belut listrik. Setelah itu mereka bertiga, Raib, Seli, dan Ali dipanggil oleh guru BK, dari situ petualangan mereka bertiga dimulai kembali.

Akhirnya setelah mengalami beberapa kali insiden ketiduran saat membaca buku ini, aku berhasil selesai membaca buku ini. 

Aku sebenarnya agak kecewa karena ekspektasiku yang terlalu tinggi terhadap buku ini. Aku merasa, greget yang kurasakan saat membaca Bumi tidak kurasakan saat membaca Bulan. Kedua karakter utama buku ini yaitu Seli dan Ali, tidak mengalami perkembangan yang begitu berarti. Sorry but I have to say, buku ini sedikit membosankan.

Aku juga merasa bahwa Festival Bunga Matahari sedikit mirip dengan The Hunger Games. Sempat merasa agak ilfeel, apalagi perasaan ilfeel semakin memuncak ketika adegan tebak-menabak dan pertanyaan terakhir yang diajukan oleh Nena kepada Ali memiliki inti yang sama dengan apa yang diajukan oleh Bilbo kepada Golum dari cerita The Hobbit. 

Tapi, semuanya terbayarkan ketika aku sampai di bagian akhir-akhir cerita. Disitu aku baru merasakan greget yang kurasakan saat membaca Bumi. Aku jadi gak sabar dengan buku Matahari yang akan rilis tahun 2016! Aku tetap mengharapkan hal yang lebih dari Tere Liye. 

Gimana menurut kalian yang sudah baca buku ini? Jangan sungkan-sungkan untuk menumpahkan pemikiran kalian tentang buku ini. 

Kami juga menerima buku rekomendasi dari kalian!



--Alina Starkov.

No comments:

Post a Comment