Sunday, December 6, 2015

Berikutnya Kau yang Mati by Arie F. Rofian


Judul: Berikutnya Kau yang Mati
Karya: Arie F. Rofian
Penerbit: Moka Media
Bahasa: Bahasa Indonesia
Tebal: 178 halaman
Cover: Softcover
Tahun terbit: 2015
ISBN: 979-795-970-8

Series/Bukan:
Sinopsis:

Ini adalah kisah enam anak manusia,

terpisah ruang dan jarak.
Mereka semua tak saling mengenal.
Mereka semua tak mengerti.
Namun, tanpa pernah mereka sadari,
mereka telah terjebak dalam lingkaran takdir kematian.
Tanpa bisa mereka tolak, kematian mengetuk pintu rumah mereka.
Satu persatu.
Dan sekarang, mereka harus menghadapi
hal yang lebih menyakitkan dari kematian.

***


Gelap dan hening. Terlampau hening, bahkan.
Jantungku mendadak berdegup lebih keras.
Tanganku meraba-raba, mencari pegangan untuk kemudian melangkah. Tak ada apa-apa, kecuali permukaan dinding yang memantulkan hawa dingin. Jari-jariku lantas menelusuri permukaan dinding secara perlahan. Penulusuran itu baru berakhir ketika jariku mendapati gumpalan cairan yang kental membasahi dinding. Aku mengendus, mencium bau anyir dari jariku yang baru saja menyentuh dinding.

Darah!


Biasanya kisah Horror tidak lepas dari yang namanya 'kematian'. Awalnya aku menganggap enam kisah kematian yang terjadi di novel ini sebagai kisah-kisah mistis biasa yang menimpa seseorang yang sedang ketiban sial. Aku juga bukan seorang penggemar novel horror, bahkan cenderung mencoba untuk menghindarinya. Apalagi setelah mengetahui bahwa isi dari novel ini sepertinya merupakan kumpulan cerpen. Aku bukanlah tipe pembaca penggemar buku kumpulan cerita pendek.

Dan aku selalu membayangkan akan bertemu dengan berbagai macam tokoh hantu Indonesia pada buku ini seperti tuyul, genderuwo, kuntilanak, suster ngesot, pocong, dan lain-lain. Sekali lagi dugaanku salah. Pada awalnya aku benar-benar yakin dengan dugaanku ketika disambut oleh kisah Agus yang menegur Johan yang tampak bicara seorang diri, namun menurut Johan dia baru saja berbicara dengan seorang anak kecil berambut panjang.

Kali ini ungkapan apa ya yang bagus untuk dikaitkan dengan novel karya Arie F. Rofian ini? Jangan menilai buku dari genrenya, mungkin?

Satu nilai tambah untuk Arie, walaupun kisah pada setiap bab berbeda, namun tokoh-tokoh pada satu kisah memiliki hubungan pada kisah selanjutnya yang membuat para pembaca tidak bisa melepas buku yang tak terlalu tebal ini. Apalagi Arie membuat 'sesuatu' untuk dijadikan sebagai suatu alasan bagi para pembaca untuk terus membaca novelnya ini, dan alasanku tetap melahap buku ini sampai ke halaman terakhir karena 'sesuatu' itu.

Namun sayangnya, ending cerita yang sempat selalu digunakan oleh Arie secara beruntun pada beberapa kisah di novel ini membuat feelku terhadap kisah itu sedikit berkurang. Membuatku mudah menebak apa yang akan terjadi pada tokoh utama pada kisah itu.

Arie berhasil menyelesaikan kisahnya dengan baik. Aku sendiri merasa sangat puas setelah selesai membaca novel ini. Perjuanganku melahap sampai halaman terakhir, terbayarkan dengan tuntas. Tidak ada rasa 'kurang pas' yang acap kali dirasakan ketika selesai membaca beberapa buku stand-alone seperti ini.

Bagi kalian yang awalnya gak begitu suka dengan genre horror dan kepingin mulai menyukainya, aku merekomendasikan untuk baca buku ini dengan segera. Mumpung bukunya masih fresh from the oven, jadi masih mudah ditemukan!. Segeralah pergi ke toko Gramedia terdekat atau pesen online pada situs belanja buku online langganan kalian, okay?

Mungkin ada salah satu dari kalian yang sudah baca buku ini? Gimana menurut pendapat kalian? Jangan sungkan-sungkan untuk comment dan tumpahkan semua pendapat kalian tentang novel ini!

Kami juga menerima rekomendasi buku dari kalian;)


--Alina Starkov.

No comments:

Post a Comment