Wednesday, September 21, 2016

#Bookreview



Judul buku : A Room with a View
Pengarang : E.M. Forster
Penerbit : digireads.com
Tahun terbit : 1908 Tebal buku : 240 halaman
Kategori buku : Roman, Fiksi Sejarah
Bahasa        : Bahasa Inggris
Cover           : softcover
Series          : Bukan series (stand-alone)
ISBN  : 1420925431

Sinopsis :
Lucy bersama walinya, Charlotte, sedang berlibur ke Italia. Selama di Italia, Lucy merasa Charlotte tidak dapat menjadi pendamping yang baik, dan terkesan seolah meninggalkan tugasnya. Hal ini merupakan alasan—sekaligus kesempatan—bagi Lucy untuk menjelajahi Italia seorang diri. 

Lucy bertemu dengan keluarga Emerson, seorang ayah dan anak. Pengalaman Lucy di Italia mengubah pandangan Lucy mengenai dunia. Italia menawarkan kebebasan dan segala sesuatu yang baru. Namun ia juga melihat dunia tidak seindah dan sebaik kehidupannya di London. Ia menyaksikan pembunuhan, dan George Emerson tiba-tiba menciumnya. 

Saat Lucy kembali ke Windy Corner di London, ia bertunangan dengan Cecil. Takdir kembali mempertemukan Lucy dan keluarga Emerson, yang baru saja pindah ke komplek perumahan dekat Windy Corner. Hubungan canggung antara Lucy, Cecil, dan George pun terjadi. George kembali menciumnya Lucy saat tidak ada orang lain di sekitar mereka. 

Hati Lucy semakin tergerak dan perlahan ia menyadari apa yang salah dengan perasaannya. Ia menyadari ia tidak mencintai Cecil. Ia terus berbohong kepada semua orang dan berusaha mencari penyelesaian masalah seorang diri. Hingga ayah George bertemu dengannya, dan segera menyadari bahwa Lucy mencintai George. Lucy membantah hal tersebut. Awalnya ia berencana untuk pergi berlibur ke Konstantinopel. Namun Lucy tidak dapat membohongi dirinya sendiri lebih lama. 

Resensi :
A Room with a View menceritakan tentang konflik internal wanita muda di zaman Edwardian, di saat sinar generasi baru mulai bermunculan untuk menggantikan ‘generasi Abad Pertengahan’ di Inggris. Keinginan seorang wanita akan kebebasan dan sedikit feminisme juga menjadi topik dalam cerita.

Judul dari bab terakhir, “The End of Middle Ages”, yang secara harfiah berarti “Akhir dari Abad Pertengahan”, merupakan lambang dari keputusan Lucy untuk menikah dengan George, meskipun tanpa persetujuan dari keluarganya. Perbuatannya itu menggambarkan kebebasan seorang wanita untuk mengambil keputusan dan menjalani kehidupan seperti yang ia inginkan, bebas dari pengaruh orang lain, terutama keluarga. Lucy mendambakan kebebasan, dan kemandirian, yang mana keduanya bisa ia dapatkan dengan George, yang menghargai pendapat dan tindakan Lucy. Keduanya pun pergi untuk hidup di Italia, yang dikenal secara luas sebagai tempat kelahiran Renaisans. 

A Room with a View merupakan karya klasik sarat akan makna dan kemanusiaan. Buku ini merupakan salah satu kunci dan sumber referensi untuk mengetahui kehidupan dan budaya manusia pada zamannya.

-Batavus Droogstoppel

No comments:

Post a Comment