Judul: When You Were Mine
Karya: Rebecca Serle
Genre: romance
Penerbit: Bentang Belia
Bahasa: Indonesia
Tebal: 405 pages
Cover: soft
Tahun terbit: 1 May 2012
ISBN: 9781442433137
Series/Bukan: bukan
Sinopsis:
In this intensely romantic, modern recounting of the
greatest love story ever told, Romeo’s original intended—Juliet’s cousin
Rosaline—tells her side of the tale.
What’s in a name, Shakespeare? I’ll tell you: Everything.
Rosaline knows
that she and Rob are destined to be together. Rose has been waiting for years
for Rob to kiss her—and when he finally does, it’s perfect. But then Juliet
moves back to town. Juliet, who used to be Rose’s best friend. Juliet, who now
inexplicably hates her. Juliet, who is gorgeous, vindictive, and a little bit
crazy...and who has set her sights on Rob. He doesn’t even stand a chance.
Rose is
devastated over losing Rob to Juliet. This is not how the story was supposed to
go. And when rumors start swirling about Juliet’s instability, her neediness,
and her threats of suicide, Rose starts to fear not only for Rob’s heart, but
also for his life. Because Shakespeare may have gotten the story wrong, but we
all still know how it ends…. (ENG
version)
Siapa yang tak terbius romantisme Romeo dan Juliet? Sebuah
kisah yang dibawa hingga akhir hayat.
Tapi tak banyak yang tahu kisah sebenarnya di balik cerita
cinta mereka. Ada banyak orang yang terluka karena mereka. Ada yang tak bahagia
atas cinta mereka.
Bahkan, pada kenyataannya, Juliet merebut cinta Romeo dari
gadis lain. Gadis yang seharusnya bisa hidup bahagia selamanya bersama Romeo. (IND version)
Duh, siapa sih yang gak kenal dengan Shakespeare? Apalagi
dengan karyanya Romeo dan Juliet-nya itu. Kalau ada bayi lahir tahun ini pun,
bayi itu bakal tau! Nggak deh, itu lebay. Tapi serius. Semua orang tau kisah
Romeo dan Juliet. Sosok Romeo yang berkharisma, dengan kisah mereka yang
oh-so-sweet itu.
Tapi nyatanya, dibalik kisah mereka yang begitu membuat semua
orang jadi percaya akan cinta sejati sampai mati itu, ada beberapa orang yang
sakit hati. Contohnya aja, Rosaline.
Di buku ini, sudut pandangnya dari Rosaline. Cewek yang
merupakan sepupunya Juliet. Sebelumnya, penokohan dalam buku ini gak jauh beda,
apalagi dengan alurnya yang karena penulis ini terinspirasi dari Shakespeare.
Robert Monteg yang biasa dipanggil Rob di sini adalah Romeo. Rosaline tetaplah
Rosaline sepupunya Juliet. Dan Juliet tetaplah Juliet.
Buku ini menceritakan kisah remaja SMA pada umumnya, namun
terinspirasi dari cerita Romeo dan Juliet. Awal baca, aku agak bosen dengan
narasinya yang begitu bertele-tele. Ditambah dengan banyaknya adegan Rosaline
bersama kedua sahabatnya, Charlie (alias Charlotte) dan Olivia. Tapi tiba-tiba
aja aku disuguhin manisnya perlakuan Rob yang notabene-nya adalah teman
Rosaline sejak kecil itu. Duh, siapa sih, yang gak meleleh sama perlakuan cowok
yang udah deket sebagai sahabat dan tiba-tiba ngajak kencan dengan cara
sederhana tapi perlakuannya itu bikin diabetes saking manisnyaaa?
Pas baca bagian kencan Rob-Rosaline, aku yakin seratus
persen, Romeo memang gak seharusnya milik Juliet. Tapi Rosaline. Lagi-lagi,
ketika aku mulai terbuai dengan perlakuan manisnya Rob ini, tiba-tiba aja
Juliet datang.
Juliet dan Rosaline sudah lama tidak bertemu selama 10 tahun. Dan karena suatu masalah pula, keluarga mereka juga nggak akur. Seperti di cerita Shakespeare, keluarga Rob dan Juliet pun nggak akur. Kebayang gak sih, terakhir kali ketemu, Rosaline masih ingat waktu itu Juliet mematahkan leher Barbie barunya yang merupakan kado natal dari Ayahnya, padahal Rosaline nggak melakukan kesalahan apapun. Dan tiba-tiba Juliet muncul di sekolah Rosaline dengan 'normal', karena kenyataannya, mereka sedang perang dingin.
Di cerita asli, Juliet dan Romeo bertemu di pesta dansa dan
jatuh cinta. Begitu pula di buku ini. Sayangnya, di sini menceritakan si
Rosaline yang sangat patah hati ketika melihat Rob memeluk Juliet dari belakang
di saat acara dansa. Kalian pernah ngerasain gak sih, udah PDKT lama, dibikin
percaya, dibikin nyaman... tau-tau si cowok malah ke lain hati!
Pas lagi galau-galaunya Rosaline karena ngeliat
Rob yang nempel mulu sama Juliet. Sosok Len Stephens jadi terlihat nyata.
Awalnya, Len gak begitu penting, tapi ternyata dia penting juga dan bahkan..manisnya ngelebihin Rob! Beneran deh, sosok sempurna Romeo itu ternyata gak sesuai apa yang diomongin orang-orang. Dia malah ninggalin Rosaline demi Juliet
Nah, tenang. Ini bukan buku yang menceritakan cinta pertama
dan patah hati. Tapi juga merelakan. Mungkin kalian akan mudah menebak gimana
alurnya, dan apa yang akan terjadi (karena ceritanya memang udah menyebar di
dunia) dan juga bukan berarti Rebecca Serle ngeplagiat atau meng-copas cerita
Shakespeare, dia cuma menuliskan sudut pandang dari Rosaline yang ditinggalin
gitu aja sama Rob.Walaupun begitu, cara penyampaian si penulis ini cukup
membuat pembacanya ikut merasakan hal yang dirasakan oleh Rosaline dan
membalikkan pandangan kisah romansa Romeo dan Juliet ini.
Dan anyway, ketika kalian membaca endingnya, mungkin kalian
bakal menarik kata "Romeo bukan milik Juliet" dan berpikir memang
benar, Romeo milik Juliet.
Sebagai penutupnya, aku kasih sepenggal kalimat ending
bukunya dan beberapa quotes dari buku ini;
Jadi, menurutku Shakespeare tidak salah. Kenyataan yang
sebenarnya adalah bahwa ada banyak akhir berbeda untuk kisah yang sama.
Kisah yang satu ini adalah milikku.
"Itu masalah. Masalahnya adalah, aku nggak nyangka akan
jatuh hati olehnya. Tapi, hanya saja ada sesuatu tentang dia. Rasanya
tepat."
"Kadang-kadang, bagian paling sulit dari merelakan
seseorang pergi adalah menyadari bahwa kamu nggak pernah ditakdirkan untuk
memiliki mereka."
"Beberapa hal cukup berharga untuk ditunggu."
"Jangan menahan sesuatu terlalu lama hingga hal itu
jadi terlalu sulit."
"Kamu bisa ngelupain hal-hal yang udah lewat dan ngasih
kesempatan kedua buat orang lain. Tapi masalahnya, Rose, beberapa orang nggak
layak buat ngedapetin kesempatan kedua."
"Keluargamu adalah orang-orang yang mengenalmu dengan
baik, orang-orang yang selalu ada untukmu."
"Bagian terberat bukanlah merelakan. Bagian paling
beratnya adalah hanya membuat keputusan untuk melakukannya."
"Hanya karena kamu nggak bisa melihat sesuatu,
kadang-kadang bukan berarti sesuatu itu nggak ada."
—Margo Roth Spiegelman
No comments:
Post a Comment